Selamat siang anak-anak. Tetap semangat ya ditengah masa pandemi ini.
Kehidupan tetap harus berjalan meskipun pembelajaran masih menggunakan jarak jauh. Kadang kita merasa bosan, tidak suka, marah dan lain sebagainya. Akan tetapi kita harus dapat mengatasi dengan baik keadaan yang tidak kita inginkan ataupun yang tidak kita sukai, karena hal itu harus kita hadapi dan jalani seperti saat ini.
Saat ini kita akan belajar pengendalian diri dengan menggunakan kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional harus dapat membantu kita dalam mengatasi kesulitan dengan cara yang cerdas. Bagaimana itu pelajari dan pahami paparan di bawah ini

Kecerdasan emosional atau Emotional Qoutient (EQ), adalah salah satu kecerdasan manusia yang saat ini sangat diperlukan dalam upaya untuk pengendalian diri dengan cara pengendalian emosi. Menurut Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intellengence (hal. 411–412), emosi dikelompokkan dalam beberapa golongan yaitu: amarah, kesedihan, rasa takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel dan juga malu. Secara umum Emosi bisa bersifat positif diantaranya yaitu rasa senang, cinta kasih, kehati-hatian, bahagia, dan juga bisa bersifat negatife misalnya rasa iri, dengki, rasa marah, ketakutan, dan lain sebagainya
Emosi yang muncul sebetulnya dapat menjadi sumber energi, autentisitas dan semangat manusia yang sangat kuat, tergantung bagaimana cara mengelola emosi tersebut, sehingga bisa sebagai energi pengaktif untuk aktifitas kehidupan kita sehari-hari, misalnya; empati, integritas, kredibilitas, keuletan, saling percaya dan juga untuk hubungan sosial lainnya. Untuk mencapai kondisi tersebut yang perlu dilakukan hanya dengan menggunakan kecerdasan, karena dengan cerdas emosi kita akan dapat mengelola emosi dengan baik dan terarah.Orang yang mempunyai kecerdasan emosional adalah mereka yang sudah mampu mengenali, mengelola, memanage, mengarahkan, memanfaatkan dan mengoptimal-kan emosi kita, serta mampu mengenali emosi orang lain juga mampu membina hubungan dengan orang lain.

Kecerdasan Emosional
Pengertian Kecerdasan Emosi
Menurut Goleman (2002:45) kecerdasan emosi merujuk pada kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, dan berempati.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional merujuk pada sejumlah kemampuan dan ketrampilan sosial yang berhubungan dengan pengendalian dan pembinaan hubungan sosial dengan lingkungan, selain itu pengaturan diri dan cognitive inteligensi merupakan aspek penting dalam kecerdasan emosional karena dengan memahami diri dan orang lain, mengatur emosi dengan baik, individu dapat menyadari berbagai emosi yang dimilikinya dan yang dimiliki orang lain serta kekurangan dan kelebihannya sehingga ia mampu menggunakan kemampuan yang ada pada dirinya untuk menghadapi stimulus dari lingkungannya secara tepat termasuk stimulus yang dapat memunculkan perilaku aggressive driving.
Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional

Berdasarkan pendapat Goleman (dalam Mutadin, 2002:1) membagi kecerdasan emosional dalam beberapa kemampuan atau aspek yaitu:
1) Mengenali Emosi Diri yakni kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul wawasan psikologi dan pemahaman tentang diri.
2) Mengelola Emosi. Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri.
3) Memotivasi Diri. Kemampuan seseorang memotivasi diri dapat ditelusuri melalui hal-hal sebagai berikut, cara mengendalikan dorongan hati, derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang, kekuatan berfikir positif, optimisme, dan keadaan flow (mengikuti aliran), yaitu keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah ke dalam apa yang sedang terjadi, pekerjaannya hanya terfokus pada satu objek
4) Mengenali Emosi Orang Lain. Empati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain.
5) Membina Hubungan Dengan Orang Lain. Membina hubungan dengan orang lain merupakan keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial.

Ciri Orang Yang Mempunyai Kecerdasan Emosional Tinggi
Orang yang sukses dalam pekerjaan tidak hanya memiliki intelegensi yang tinggi, namun secara emosional mereka juga baik. Orang yang cerdas secara emosi akan bersikap tegas dan mampu mengendalikan perilaku sehingga terbebas dari perilaku-perilaku negatif. Kecerdasan emosional sangat sulit diukur dan sampai sekarang belum ada alat tes tunggal yang menghasilkan nilai kecerdasan emosional.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ciri orang yang mempunyai kecerdasan emosional adalah mudah bergaul, tidak mudah takut, bersikap tegas, berkemampuan besar untuk melibatkan diri dengan orang lain, konsisten, tidak emosional, lebih mengutamakan rasio daripada emosi, dapat memotivasi dirinya sendiri dan lebih penting dapat memecahkan solusi dalam keadaan yang darurat.

Manfaat Kecerdasan Emosional
Pengendalian emosi sangat penting dalam kehidupan manusia karena melalui emosi yang terkendali maka bentrokan antara satu dengan yang lain sangat jarang sekali terjadi. Jika seseorang itu dapat mengenal, mengendalikan emosinya dan dapat menyalurkan emosi itu kearah yang benar dan bermanfaat, maka akan cerdas dalam emosinya. Dengan menggunakan aspek-aspek kecerdasan emosionalnya dengan baik, otomatis akan timbul sikap individu yang diharapkan tersebut.
Perkembangan kecerdasan emosional ini berhubungan erat dengan perkembangan kepribadian dan kematangan kepribadian. Dengan kepribadian yang matang dapat menghadapi dan menyelesaikan berbagai persoalan, dan betapapun beban dan tanggung jawabnya besar tidak menjadikan fisik menjadi terganggu.
Jadi kecerdasan emosional merupakan aspek yang sangat dibutuhkan dalam mengemudi dan dalam kehidupan bermasyarakat, selain itu masih banyak manfaat kecerdasan emosional yang lain yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, selain di lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan bermasyarakat. Selain itu kecerdasan emosionallah yang memotivasi kita untuk mencari manfaat, potensi dan mengubahnya dari apa yang kita pikirkan menjadi apa yang kita lakukan. Karena kecerdasan emosional itu bukan muncul dari pemikiran intelek yang jernih tetapi muncul dari hati nurani, sehingga apapun yang muncul dari perasaan akan selalu memberikan informasi penting yang memotivasi kita untuk mencari potensi yang kita miliki serta dapat menggunakannya secara baik dan benar. Meskipun Kecerdasan Emosional ini sifatnya dinamis, tidak tetap dan bisa berobah setiap saat, tetapi bila kecerdasan ini konsisten dimiliki, maka semakin tua orang akan menjadi semakin bijaksana, Kecerdasan emosional tersebut sangat bermanfaat bagi semua golongan umur di semua strata kehidupan, diantaranya dapat membuat orang tidak depresi, tidak cepat putus asa, tidak membuat implusif dan agresif, tidak cepat puas, tidak egois, selalu terbuka pada kritikan, terampil dalam melakukan hubungan sosial, tidak mudah marah dan lain sebagainya, dan ini semua tentu akan berdampak positif untuk menghilangkan sosial problem, sebagai dampak negatif globalisasi yang saat ini banyak terjadi di masyarakat.
Pemahaman Pengendalian Diri

Tujuan akhir pengendalian diri adalah untuk mencapai kesuksesan/keberhasilan. Perjalanan hidup ini sangat dinamis, kadang berliku, menurun atau mendaki. Medan kehidupan yang demikian itu menuntut kita harus menguasai sejumlah kompentensi hidup, antara lain pengendalian diri.
Mengapa Harus Mengendalikan Diri
Mengapa Daniel Goleman (Ary Ginanjar, 2001) mengisahkan sebagai berikut:
Anak-anak usia 4 tahun di TK Standford diuji ketika memasuki sebuah ruangan. Dia atas disediakan kue marsh mallow. Anak boleh mengambilnya dan langsung memakannya. Tetapi bagi yang mau ‘’berpuasa’’ menahan waktu dalam waktu tertentu, maka ia akan dapat hadiah tambahan satu kue.
Empat belas kemudian, setelah anak-anak lulus SMA, didapati sebagai berikut:
Anak-anak sewaktu di TK langsung memakan kue, tidak menahan dulu, ternyata cenderung tidak tahan menghadapi stress, mudah tersinggung, gampang terpancing untuk berkelahi.
Tiga puluh tahun kemudian, terbukti bahwa anak yang sewaktu TK tidak bisa menahan diri, setelah dewasa terlihat kecakapan kognitif dan emosinya rendah, sering kesepian, kurang dapat diandalkan, mudah hilang konsentrasinya, dan tidak sabar bila menghadapi stress hampir tidak terkendali. Tidak fleksibel menghadapi tekanan, dan mudah meledak-ledak emosinya (impulsif).

Dalam keadaan tertentu kita kadang sulit untuk mengendalikan diri sendiri di mana banyak hal yang sangat membuat kita ingin marah dan berontak terhadap sesuatu hal yang membuat kita ingin marah. Semua itu timbul karena emosi yaitu perasaan yang timbul dalam diri kita sendiri secara alami itu bisa berupa amarah, sedih, senang, benci, cinta, bosan, dan sebagainya yang merupakan efek atau respon yang terjadi dari sesuatu yang kita alami. Kecerdasan emosi merupakan kemampuan manusia untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadap frustasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan lain-lain), mengatur suasana hati dan mampu mengendalikan stres dan keadaan yang melanda kita. Kecerdasan emosional juga mencakup kesadaran diri sendiri dan mengendalikan dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan kecakapan sosial. Ketrampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi antara lain misalnya kemampuan untuk memahami orang lain, kepemimpinan, kemampuan membina hubungan dengan orang lain, kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim, membentuk citra diri positif, memotivasi dan memberi inspirasi dan sebagainya.

Leave a Reply