Pengertian Ekonomi Maritim
Indonesia merupakan negara maritim terbesar di dunia. Hal ini seharusnya dimanfaatkan dengan sangat baik. Pasalnya potensi sumber daya alam laut di wilayah perairan Indonesia sangat berlimpah. Wilayah laut yang dimiliki 5,8 juta kilometer persegi – terdiri dari 3,1 juta kilometer persegi teritorial dan 2,7 juta kilometer persegi ZEEI, 17 ribu lebih pulau, dan garis pantai sepanjang 95 ribu kilometer lebih. Sungguh kekayaan yang luar biasa besar.
Definisi Ekonomi Maritim
Sayangnya, kekayaan yang sedemikian besar belum sepenuhnya tergarap – baru sekitar 10 persennya saja. Dengan kekayaan laut yang besar sudah seharusnya Indonesia mengembangkan ekonomi maritimnya. Hal ini bertujuan supaya perekonomian Indonesia bisa maju. Namun, sebenarnya apa yang dimaksud dengan ekonomi maritim itu? Mari kita mulai artikel ini dengan pembahasan mengenai definisi ekonomi maritim.
Pengertian ekonomi maritim adalah berbagai kegiatan perekonomian yang meliputi banyak bidang yang berhubungan dengan transportasi laut, pembangunan serta pengoperasian pelabuhan, dan tempat pembuatan serta perawatan perahu / kapal.
Ekonomi kelautan ini ternyata memiliki sering disamakan dengan ekonomi kelautan. Padahal sejatinya kedua jenis kegiatan ekonomi ini berbeda. Ekonomi kelautan merupakan kegiatan di kawasan pesisir, laut, serta darat untuk memanfaatkan sumber daya alam dan jasa yang berada di lingkungan laut untuk hasilkan barang maupun jasa.
Perbedaannya jelas ya?
Meskipun begitu kedua kegiatan ekonomi ini berhubungan sangat dekat. Karena itu, bisa saling bahu-membahu satu dengan lainnya.
Contoh-Contoh Perindustrian dalam Ekonomi Maritim
Lalu apa saja jenis kegiatan (perindustrian) yang masuk ke dalam ekonomi maritim? Seperti disebutkan sebelumnya, industri-industri yang masuk ke dalam ekonomi maritim adalah segala jenis industri yang berhubungan dengan kapal, pelabuhan, dan transportasi laut. Berikut industri-industri tersebut!
Industri Kapal.
Di atas, kami telah menyebutkan Indonesia memiliki 17 ribu pulau, baik pulau besar maupun pulau kecil. Untuk mengakses semua pulau tersebut tentu dibutuhkan transportasi laut yang disebut perahu / kapal. Nah, itulah kenapa industri kapal di Indonesia sangat dibutuhkan untuk menyokong kebutuhan itu. Industri perkapalan ini juga bisa menyokong sektor pariwisata, misalnya.
Pengembangan industri kapal telah didukung Inpres No. 5/2005, yang secara garis besar menyebutkan bahwa angkutan laut, khususnya kapal / perahu, harus berbendera Indonesia. Sayangnya, Inpres tersebut tidak diimbangi dalam memproduksi kapal.
Tidak bisa dipungkiri, jika industri kapal adalah industri yang memerlukan modal serta sumber daya manusia yang banyak. Apa yang membuat sulit adalah akses pendanaan dari perbankan dan tingginya bunga modal menjadi beban tersendiri bagi para pebisnis industri kapal. Selain itu, pajak yang dibebankan kepada pelaku industri dua kali lipat dari pelaku industri lainnya.
Masalah lainnya adalah industri kapal besar berada di kawasan pelabuhan, dimana Hak Pengelolaan Lahannya didominasi PT Pelindo. Berbagai faktor dari sisi politis dan pendanaan memperlambat tumbuhnya industri kapal. Padahal industri ini begitu dibutuhkan untuk menyokong ekonomi maritim.
1. Industri Perikanan dan Bioteknologi
Sektor industri perikanan dan bioteknologi yang dimiliki Indonesia, katanya, bernilai miliaran dolar Amerika tiap tahunnya. Sektor ini sayangnya belum serius digarap, sehingga tidak menutup kemungkinan Indonesia kehilangan nilai miliaran dolar Amerika tersebut dari sektor produk bioteknologi. Menilik inventarisasi Divisi Bioteknologi Kelautan PKSPL IPB, ada sekitar 35 ribu biota laut.
Padahal disisi lain, negara-negara maju macam Inggris atau Amerika Serikat mengelola ekonomi maritimnya dengan baik, padahal sumber daya alamnya terbatas. Hasilnya, Amerika bisa menghasilkan 4,6 miliar dolar AS tiap tahun, sedangkan Inggris bisa meraup untung dari sektor ini sebesar 2,3 miliar dolar AS tiap tahun.
Penerapan manfaat industri perikanan dan bioteknologi bisa mencakup banyak industri lain. Misalnya, farmasi, kosmetik, bioenergi, makanan, dan minuman. Semua itu disediakan secara gratis untuk negara Indonesia. Tinggal dikelola saja. Contoh produk yang dapat dihasilkan dari sumber biota laut adalah tablet, odol, cat, tekstil, karet, perekat, film, tablet, salep, shampoo, lotion, dll.
Saat ini, Indonesia baru berhasil memanfaatkan sumber daya maritim yang dimilikinya sebatas penyedia bahan baku. Belum bisa membuat produk secara langsung bisa dimanfaatkan konsumen. Strategi ekonomi yang memanfaatkan dunia kelautan dan kemaritiman belum terpadu secara baik. Tampaknya, harus ada terobosan baru yang dilakukan agar potensi alam itu tidak ngendon di dasar laut.
2. Industri Pertahanan dan Keamanan
Industri pertahanan dan keamanan tak bisa dipisahkan dari konsep Indonesia sebagai negara maritim. Hal ini harus berwujud supaya Indonesia bisa menjaga kedaulatan sekaligus melindungi kekayaan alam laut yang dimilikinya.
Analis pertahanan maritim Indonesia, Corrnie Rahakundini Bakrie, menilai sumber alam Indonesia banyak yang bisa dimanfaatkan.
Misalnya industri besi dan baja. Kedua industri tersebut bisa dinilai sebagai industri yang membantu pertahanan dan keamanan, karena bisa digunakan untuk bahan pembuatan produk militer – seperti kapal perang atau persenjataan.
Alih-alih menjualnya, sebaiknya hal ini dikelola oleh Indonesia sendiri untuk mendukung industri pertahanan dan keamanan. Nantinya industri pertahanan dan keamanan ini juga akan melindungi aset-aset maritim yang dimiliki negara. Itulah gunanya tentara dan alutsista darat laut.
Tentu saja, negara-negara asing memiliki kepentingan dengan kekayaan yang dimiliki – sumber daya alam dan energi – yang dimiliki Indonesia. Hal ini membuat mereka tidak menginginkan Indonesia maju mengelola bahan baku penyokong dunia militer.
3. Industri Transportasi Laut
Bagaimana juga industri transportasi laut juga sangat dibutuhkan oleh ekonomi maritim Indonesia, baik kebutuhan transportasi internasional maupun lokal. Transportasi laut juga diperlukan bagi industri pariwisata, khususnya tempat-tempat wisata yang letaknya terisolasi. Potensi industri transportasi laut ini masih sangat besar. Pasalnya Indonesia secara geografis adalah negara kepulauan.
4. Industri Pertambangan dan Energi
Indonesia memiliki banyak tempat yang memiliki sumber daya mineral. Semuanya tersebar di seluruh kawasan perairan Indonesia. Beberapa sumber tersebut antara lain: agregat bahan konstruksi, gas, minyak bumi, emas dan perak, monazite dan zircon, pasir kuarsa, timah, nodul dan kerak mangan, kromit, posporit, pasir besi, mineral hydrothermal, dan gas biogenic kelautan.
5. Tol Laut
Tol laut merupakan konsep gagasan Presiden Jokowi, yang berfungsi sebagai sarana penyeberangan logistik yang menghubungkan semua pelabuhan besar yang ada di Indonesia. Tol laut ini diharapkan menciptakan kelancaran pendistribusian barang sampai ke pelosok negara Indonesia. Keberadaan tol laut juga berguna agar harga logistik antar-wilayah di Indonesia bisa sama, setidaknya tidak berbeda jauh.
6. Jasa Pergudangan Laut
Salah satu contoh kegiatan ekonomi maritim yang memberikan kontribusi devisa negara yang besar adalah jasa pergudangan laut. Dengan keberadaan industri ini, maka para pelaku usaha bisa menyimpan barang di sekitar pelabuhan. Hal ini menghemat biaya transportasi dan tidak membebani harga pokok barang. Apalagi jasa pergudangan laut ini disokong oleh tol laut, maka perubahan harga tidak berbeda terlalu jauh antar-wilayahnya.